LONJAKAN KASUS FLU DIPICU CUACA EKSTREM DAN DUGAAN MUTASI VIRUS, AHLI: JAGA IMUN DAN HINDARI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SEMBARANGAN

LONJAKAN KASUS FLU
LONJAKAN KASUS FLU

LONJAKAN KASUS FLU

Jakarta, Kronikanews — Kasus influenza di Jakarta dan sejumlah wilayah Indonesia terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Lonjakan ini, menurut para ahli, merupakan kombinasi antara perubahan cuaca ekstrem, dugaan mutasi virus, penurunan imunitas masyarakat, dan rendahnya kesadaran pencegahan.

Kondisi cuaca di Ibu Kota yang panas menyengat di siang hari dan lembap saat malam menciptakan lingkungan ideal bagi virus untuk berkembang. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), peningkatan kasus flu di Indonesia mencapai 38 persen pada awal Oktober 2025. Tren serupa juga dilaporkan di negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, yang tengah mengalami pola musim serupa.

Guru Besar Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Agus Dwi Susanto, menjelaskan bahwa fluktuasi suhu dan paparan polusi udara memperbesar risiko penularan.

“Faktor perubahan musim dan polusi cenderung mempercepat penularan ISPA, termasuk influenza,” ujarnya.

Selain faktor cuaca, virus influenza dikenal mudah bermutasi, terutama tipe A yang menjadi penyebab utama wabah flu musiman. Perubahan genetik kecil (antigenic drift) membuat antibodi dari infeksi sebelumnya tidak selalu efektif melawan varian baru.

“Meskipun data mutasi spesifik belum tersedia, perubahan genetik virus sangat mungkin menjadi penyebab meningkatnya penularan,” tambah Prof. Agus.

Akibatnya, sebagian orang mengalami flu dengan gejala lebih berat dan proses penyembuhan yang lebih lama, hingga dua minggu. Kondisi ini diperparah oleh menurunnya imunitas tubuh, kurang tidur, stres, serta paparan udara panas dan polusi yang mengiritasi saluran napas.

Sayangnya, sebagian masyarakat masih salah kaprah dalam penanganan flu dengan mengonsumsi antibiotik, padahal flu disebabkan oleh virus, bukan bakteri. Penggunaan antibiotik yang keliru justru bisa menyebabkan resistensi obat dan memperlambat proses pemulihan.

Para ahli menegaskan bahwa pencegahan adalah langkah terbaik. Vaksinasi influenza tahunan menjadi cara paling efektif, terutama untuk kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, ibu hamil, dan penderita penyakit kronis.

Selain itu, langkah sederhana tetap menjadi benteng utama:

  • Cuci tangan secara rutin dengan sabun atau hand sanitizer,
  • Gunakan masker di tempat ramai,
  • Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin,
  • Serta jaga pola hidup sehat dengan tidur cukup, makan bergizi, dan rutin berolahraga.

Dengan perubahan cuaca yang tak menentu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan memperkuat daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang flu maupun penyakit pernapasan lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *