MENELUSURI JEJAK SEJARAH KEBAYORAN LAMA: DARI HUTAN BELANTARA KE KAWASAN ELITE JAKARTA

Kebayoran Lama

KronikaNews.com – Jakarta.
>Siapa sangka kawasan Kebayoran Lama yang kini padat dengan pemukiman elite dan fasilitas modern, dulunya adalah hutan belantara yang nyaris tak tersentuh?  Kawasan yang terletak di Jakarta Selatan ini menyimpan kisah panjang yang jarang diketahui publik—dari masa kolonial Belanda, pendudukan Jepang, hingga awal pembangunan ibu kota modern.
Dari Hutan ke Perencanaan Kota Satelit

Asal Nama kebayoran

Nama “Kebayoran” berasal dari kata kabayuran, yang berarti tempat penyimpanan bayur, sejenis kayu keras yang populer sebagai bahan bangunan di masa lampau. Pada masa kolonial Belanda, kawasan ini dikenal sebagai daerah persinggahan dan pengumpulan kayu.
>Namun, transformasi besar mulai terlihat setelah Perang Dunia II, ketika pemerintah Hindia Belanda merancang Kebayoran Lama sebagai kota satelit pertama di sekitar Batavia.  Pembangunan sempat tertunda akibat pendudukan Jepang, dan baru dilanjutkan setelah Indonesia merdeka. Sayangnya, sebagian besar rencana tersebut tidak terealisasi secara utuh, namun menjadi cikal bakal kawasan Kebayoran Baru.

Kebayoran Lama vs. Kebayoran Baru

Kebayoran Lama kini menjadi wilayah administratif tersendiri, berbeda dari saudaranya yang lebih dikenal, Kebayoran Baru.  Meski lebih tua, Kebayoran Lama tetap mempertahankan identitas historisnya, dengan kampung-kampung tua seperti Cipulir, Pondok Pinang, dan Ulujami yang menyimpan jejak budaya Betawi dan peninggalan arsitektur masa lalu.
Beberapa bangunan tua dan situs sejarah masih dapat ditemukan, meski terhimpit pesatnya pembangunan. Misalnya, Pasar Kebayoran Lama yang telah ada sejak era 1950-an, serta peninggalan sistem saluran air dan jembatan kecil dari masa awal pembentukan kota.

Jejak Sosial dan Budaya

Selain nilai sejarahnya, Kebayoran Lama juga dikenal sebagai kawasan yang memiliki dinamika sosial budaya yang kental. Masyarakatnya merupakan perpaduan etnis Betawi, Jawa, dan pendatang lain yang hidup berdampingan sejak era pasca-kemerdekaan. Tradisi seperti ondel-ondel, lenong, hingga kuliner khas Betawi masih dapat ditemukan di beberapa sudut kawasan ini.
Kini, Kebayoran Lama terus berbenah menjadi kawasan hunian dan komersial yang terintegrasi, tanpa sepenuhnya melupakan akar sejarahnya.

Upaya Pelestarian Sejarah

Pemerintah Kota Jakarta Selatan bersama komunitas pecinta sejarah dan budaya lokal telah melakukan berbagai upaya pelestarian. Di antaranya adalah program digitalisasi arsip Kebayoran Lama, pembuatan mural sejarah di dinding pasar, dan rencana pembangunan taman tematik sejarah di kawasan Pondok Pinang.
Meski tantangan modernisasi terus mengintai, semangat menjaga identitas Kebayoran Lama tetap hidup.
Editor: Yaman
Foto: Arsip KronikaNews / Wikimedia Commons

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *